Realitas Indonesia Terjajah China

Tahun 2023 adalah tahun tersulit yang pernah ada. Karena pasca ekonomi membaik, persaingan semakin lebih sulit dan lebih gila lagi. Ketika seluruh negara sedang berupaya bagaimana konsumsi rumah tangga dalam negeri harus besar, namun untuk China berbeda. Ekonomi mereka saat ini sudah memasuki fase stagnan dalam 2 tahun terakhir. Mau tidak mau, mereka pasti akan melakukan expansi.

Indonesia Santapan Lezat

Negara yang akan dituju sebagai expansi sudah pasti negara berkembang yang punya pendapatan per kapita cukup tinggi, dan masyarakat yang jumlahnya sangat besar. Indonesia adalah salah satunya.

Mayoritas kaum muda Indonesia saat ini sangat suka berbelanja dan update gadget terbaru. Ditambah lagi banyaknya budaya paylater yang mulai menjamur, tentu saja membuat sebagian orang sangat tergiur untuk memiliki gadget atau teknologi yang lebih superior, walaupun mereka rela untuk berhutang.

Perilaku yang seperti ini adalah santapan lezat bagi China yang saat ini melebarkan sayapnya hingga ke negara asia tenggara, termasuk Indonesia. Jadi jangan heran kalau produk Indonesia ini di dominasi China ya. Contoh seperti Tiktok, Xiaomi, Aice, Shopee, Mixue, Mobile Legends, OPPO, VIVO, SKINTIFIC, dan masih banyak lagi. Bayangkan mereka mendominasi pasar Indonesia hanya dalam kurun waktu kurang dari 5 tahun.

Mulai Cintai Produk Lokal

Kita semua setuju kalau produk lokal di Indonesia masih belum bisa bersaing secara sempurna dengan kemampuan manufaktur level dunia China. Mungkin ada kualitas ada harga, namun banyak yang masih berpikir produk lokal namun harga mahal tapi kualitas jongkok. Wajar jika memang demikian, karena masih ada gap antara supply chain dan manufaktur.

Jangan sampai semua produk Indonesia tergantikan oleh manufaktur China. Ini saatnya kita menanamkan kesadaran untuk menggunakan produk lokal. Memang ada kesenjangan kualitas, tapi biarlah itu. Seiring berjalan waktu ketika gap antara suppy dan manufaktur sudah bagus, semua akan terkoreksi pada waktunya.

Yang perlu di garis bawahi adalah jangan sampai kita kalah di kandang sendiri dengan manufaktur impor China. Mulai memikirkan jangka panjang, mulai manufakturing sendiri, membuat supply chain sendiri. Dan mari mulai cintai produk lokal Indonesia. Suka dengan produk luar yang lebih superior itu it’s ok, namun at least belilah produk Indonesia juga.


Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *